ku sangat membenci hantu. Tidak. Le

ku sangat membenci hantu. Tidak. Lebih tepatnya aku takut dengan hantu. –Park Chanyeol

.

.

.

“Hyung, di sebelahmu!”

Park Chanyeol, pria berperawakan jangkung itu langsung melompat dari atas sofa setelah mendengar teriakan adik sepupunya, Oh Sehun. Reaksi yang sudah diprediksi oleh Sehun sebelumnya. Dan pemuda itu hanya meringis saat melihat kakak sepupunya sudah berpindah tempat di atas meja sambil memeluk bantal sofa. Wajah tampannya kini tertutupi oleh mimik ketakutan yang justru membuatnya terlihat konyol.

“Refleks yang bagus, hyung,” ujar Sehun sambil tertawa.

Chanyeol mendengus kesal. Namun tak segera turun dari tempatnya. “Kali ini apa lagi yang kau lihat?”

Sehun tersenyum. “Roh seorang gadis. Sepertinya dia sangat menyukaimu, hyung.”

“Apa maksudmu?” tanya Chanyeol galak.

“Dia terus memandangimu sambil tersenyum,” jawab Sehun terkekeh.

Mata Chanyeol melebar. Kedua tangannya semakin memeluk erat bantal sofa yang terus dibawanya. Pria itu menutup matanya rapat-rapat sambil berteriak, “Suruh dia pergi, Oh Sehun!”

Gelak tawa kembali terdengar dari Sehun. Pemuda itu tak langsung segera melakukan perintah kakak sepupunya. Ia justru masuk ke dalam kamarnya. Kontan sikapnya itu membuat Chanyeol panik.

“Ya, kau mau ke mana?!” tanya Chanyeol kesal. Matanya masih mengawasi sekelilingnya.

“Sebentar, hyung. Aku sedang membereskan bukuku,” jawab Sehun dari dalam kamar.

Chanyeol kembali mendengus kesal untuk kesekian kalinya. Adik sepupunya itu benar-benar sukses membuatnya betah berdiri di atas meja. Tak lama kemudian, Sehun akhirnya keluar dari kamar lalu berjalan mendekati Chanyeol. Pemuda itu tampak berbicara ke arah sebelah Chanyeol.

Chanyeol tak habis pikir. Bagaimana bisa sepupunya itu mempunyai indra keenam sehingga bisa melihat hal-hal kasat mata? Kondisi yang sangat kontras dengannya. Roh ataupun hantu adalah kelemahan bagi Chanyeol. Tinggal satu rumah dengan orang seperti Sehun, Chanyeol merasa hari-hari tenangnya hilang.

“Hyung, aku ada jadwal kuliah sampai siang. Mungkin aku ke restoranmu setelah jam makan siang,” ucap Sehun sebelum keluar rumah.

“Baiklah, tidak masalah,” ucap Chanyeol. Ia sudah turun dari atas meja dan berpindah tempat di ruang makan untuk mengambil air minum.

Melihat kakak sepupunya lengah, ide jahil Sehun kembali muncul. Pemuda itu berteriak, “Ada nenek tua di dekatmu, hyung!”

PRAT! Air yang baru masuk ke dalam mulut Chanyeol seketika tersembur keluar. Matanya melebar ke arah Sehun yang sudah lebih dulu mengeluarkan langkah kaki seribu sebelum mendengar makian darinya. Gelak tawa pemuda itu terdengar membahana.

“OH SEHUN!”

.

.

.

Terlihat di atas sebuah rumah, dua sosok roh tengah mengamati kegiatan yang dilakukan oleh penghuni di dalamnya.

“Kau yakin aku harus meminta bantuan pria itu?”

“Benar. Dialah orangnya, Im Yoona. Dia bisa membantumu kembali ke tubuhmu . . .”

Roh wanita bernama Yoona itu terlihat ragu. “Kau jangan bercanda, Tao. Kau tidak lihat jika pria itu begitu takut dengan roh ataupun hantu. Mana mungkin dia bisa membantuku?”

Sementara wujud roh pria yang dipanggil Tao itu tampak mengeluarkan sebuah benda yang bentuknya mirip seperti ponsel. Jari-jemari tangannya bergerak cepat menekan tombol-tombol pada benda tersebut.

“Lihatlah. Memang dia orangnya,” ujar Tao.

Yoona memperhatikan sebuah foto yang terpampang. “Apa ini?”

“Kau lupa? Ini alat yang biasa digunakan malaikat kematian untuk mencari data-data manusia yang harus kami jemput sesuai jadwal kematian mereka,” ucap Tao. “Bukankah aku sudah pernah bilang padamu soal alat ini?”

Yoona diam cukup lama. Barulah beberapa saat kemudian, ia mengangguk. “Ah, benar juga. Aku ingat.”

“Bacalah data pria itu. Setidaknya kau harus mengenalnya,” lanjut Tao.

Yoona mengangguk. Dipandanginya benda yang diberikan Tao kepadanya. Ia terlihat serius membaca data orang yang ditunjukkan Tao.

“Sudah selesai?”

“Sudah,” balas Yoona. “Tapi, Tao, bagaimana orang ini bisa membantuku jika ingatanku saja dihilangkan untuk sementara waktu. Aku hanya tahu namaku saja. Selebihnya tentang keluarga, jati diriku dan lainnya, aku sama sekali tidak ingat.”

Tao terdiam cukup lama menanggapi rentetan pendapat yang keluar dari mulut Yoona. “Aku juga tidak tahu.”

“Apa kau tidak bisa membuka ingatanku sedikit saja?” pinta Yoona.

“Baiklah,” jawab Tao lirih. Tangannya bergerak perlahan ke arah wajah Yoona. Tangan Tao tampak dipenuhi cahaya berwarna biru.

FLASH! Sebuah gumpalan asap berwarna hitam tiba-tiba muncul di tengah-tengah keduanya. Perlahan gumpalan asap itu memudar, dan memperlihatkan sosok lain. Roh yang berpakaian sama dengan Tao, namun ia mempunyai tanda khusus di bagian tangan kirinya.

“Huang Zi Tao, kau tahu apa yang seharusnya tidak boleh dilakukan oleh malaikat kematian?”

Tao terkesiap saat didatangi oleh seniornya, Kris Wu. Sementara Yoona, langsung membuka kedua matanya. Wajahnya tampak malas. Ia sudah terbiasa dengan kehadiran Kris yang selalu muncul di tengah keduanya setiap mereka mencoba mencari cara agar Yoona bisa kembali ke tubuhnya.

Im Yoona, akibat kecelakaan hebat yang menimpanya, membuatnya koma selama hampir 4 bulan. Seharusnya, beberapa minggu yang lalu Yoona sudah bisa terbangun dari masa komanya. Namun karena selama menjadi roh, Ia justru pergi terlampau jauh dari posisi tubuhny. Ia menjadi tersesat dan tidak bisa kembali ke tubuh asalnya.

Saat mencoba mencari tubuhnya kembali, Yoona bertemu dengan Tao, malaikat kematian yang waktu itu sedang menjemput seorang kakek tua. Tao melihat aura yang berbeda dari Yoona dan seketika langsung tahu jika Yoona belum waktunya untuk mati. Tao memberi tahu padanya jika Yoona harus meminta bantuan seseorang untuk mencari keberadaan tubuhnya agar ia bisa segera kembali dalam wujud manusianya.

Sebagai malaikat kematian, membantu seorang roh manusia yang terjebak dalam dunia roh seperti Yoona, sangatlah dilarang. Mereka tidak diperbolehkan membantu roh tersebut dalam berbagai hal, apalagi membantunya untuk kembali ke tubuh asalnya.

“Inilah alasannya aku selalu mengawasimu dalam melakukan tugas, Tao. Kau masih baru menjadi malaikat kematian. Jiwa manusiamu masih ada sehingga kau sulit untuk mengesampingkan perasaan kasihan terhadap roh seperti dia,” ujar Kris.

“Kau benar-benar tidak berperasaan,” balas Yoona merasa tersinggung.

Kris tersenyum dingin ke arah Yoona. “Kau tidak tahu apa-apa tentang dunia roh, Nona. Di sini kami juga mempunyai peraturan yang harus ditaati. Tidak sembarangan mencampuri urusan manusia yang menjadi roh seperti dirimu. Karena bagaimana pun juga, semua takdir yang terjadi pada manusia atas dasar kehendak Tuhan.”

“Maafkan aku, sunbae. Aku hanya berpendapat jika sebaiknya aku memulihkan sedikit ingatan Yoona,” ucap Tao. “Selebihnya, aku tidak akan ikut campur lagi. Hanya mengawasi saja. Bukankah aku sudah mendapat izin?”

“Kau memang sudah mendapat izin. Tapi kau harus ingat, memulihkan ingatannya, itu sama artinya kau menghilangkan kesempatanmu untuk memperbaiki kesalahanmu. Apa kau lupa, kenapa kau menjadi malaikat kematian seperti sekarang ini?” tanya Kris mengingatkan.

Tao terdiam, merenungkan peringatan yang diucapkan Kris padanya. Ia kembali teringat akan perdebatannya dengan seniornya itu sebelumnya.

+

“Dia belum saatnya menghadapi ajalnya, sunbae. Izinkan aku membantunya . . .”

Kris menggeram. “Kau tahu itu dilarang, Tao! Sebagai malaikat kematian, kita tak berhak ikut campur urusan manusia. Apalagi manusia yang menjadi roh sementara seperti dia!”

“Tapi—”

“Jika kau terus bersi keras, kau akan mendapat hukuman yang sangat berat. Kau lupa apa alasanmu menjadi malaikat kematian?”

Tao terdiam. Wajahnya tampak menunduk.

“Di kehidupanmu sebelumnya, kau mengakhiri hidupmu dengan bunuh diri. Rohmu menjadi tidak tenang dan akhirnya kau merasa tersiksa saat aku datang menjemputmu. Kau diberi kesempatan untuk memperbaiki semua kesalahanmu agar rohmu bisa tenang, yaitu dengan menjadi malaikat kematian, sama sepertiku.”

“Tentu aku tidak lupa,” sela Tao.

“Lalu apa kau ingin membuat usahamu selama ini sia-sia karena kau lebih memilih membantu roh seperti dia?” tanya Kris dengan nada meninggi.

FLASH! Sebuah sinar perlahan muncul dari atas keduanya. Lalu memunculkan sosok wanita paruh baya yang tampak tersenyum ke arah keduanya. Kris dan Tao langsung menghadap dan memberi hormat kepadanya.

“Sunbae . . .” ucap Kris dan Tao bersamaan.

“Aku sudah mendengar semuanya. Keputusan pun sudah diberikan terhadap nasib roh bernama Im Yoona yang sedang kalian perdebatkan,” ucap salah satu petinggi malaikat kematian, Choi Haneul. Tao dan Kris saling memandang. Keduanya tampak penasaran.

“Tao, kau diperbolehkan membantu Yoona untuk kembali ke tubuh manusianya. Carilah orang yang tepat untuk membantunya. Kau bertanggung jawab penuh atas Yoona,” lanjut Choi Haneul.

Tao sangat senang mendengar kabar tersebut.

“Tapi— bagaimana bisa sunbae? Bukankah ada larangan bagi malaikat kematian untuk membantu roh seperti Yoona?” tanya Kris bingung.

Choi Haneul hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Kris. “Itu memang benar. Tapi untuk yang satu ini, ada pengecualian.”

Kedua alis Kris bertaut. “Pengecualian?”

“Nanti kau akan tahu sendiri, Kris,” lanjut Choi Haneul. “Kau kuberi tugas. Teruslah awasi Tao. Meskipun dia diperbolehkan membantu Yoona, tapi dia juga harus tetap menaati peraturan yang ada. Jangan segan memberinya hukuman berat jika Tao terbukti melanggar peraturan ataupun membantu Yoona melebihi batas wewenangnya. Kau mengerti?”

Kris tidak bertanya lagi dan hanya mengangguk. “Ya, aku mengerti.”

*

“Baiklah, Tao. Karena kau memang sudah mendapat izin, kali ini kumaafkan. Tapi kuperingatkan padamu, jika sekali lagi kau melanggar peraturan, terpaksa kau akan kuseret menghadap para petinggi agar diberi hukuman berat,” ujar Kris mengingatkan. “Aku akan terus mengawasi kalian berdua.”

Tao mengangguk, lalu menghela nafas lega. Secepat kilat

Kết quả (Việt) 1:

ku sangat membenci hantu. Tidak. Lebih tepatnya aku takut dengan hantu. –Park Chanyeol...“Hyung, di sebelahmu!”Park Chanyeol, pria berperawakan jangkung itu langsung melompat dari atas sofa setelah mendengar teriakan adik sepupunya, Oh Sehun. Reaksi yang sudah diprediksi oleh Sehun sebelumnya. Dan pemuda itu hanya meringis saat melihat kakak sepupunya sudah berpindah tempat di atas meja sambil memeluk bantal sofa. Wajah tampannya kini tertutupi oleh mimik ketakutan yang justru membuatnya terlihat konyol.“Refleks yang bagus, hyung,” ujar Sehun sambil tertawa.Chanyeol mendengus kesal. Namun tak segera turun dari tempatnya. “Kali ini apa lagi yang kau lihat?”Sehun tersenyum. “Roh seorang gadis. Sepertinya dia sangat menyukaimu, hyung.”“Apa maksudmu?” tanya Chanyeol galak.“Dia terus memandangimu sambil tersenyum,” jawab Sehun terkekeh.Mata Chanyeol melebar. Kedua tangannya semakin memeluk erat bantal sofa yang terus dibawanya. Pria itu menutup matanya rapat-rapat sambil berteriak, “Suruh dia pergi, Oh Sehun!”Gelak tawa kembali terdengar dari Sehun. Pemuda itu tak langsung segera melakukan perintah kakak sepupunya. Ia justru masuk ke dalam kamarnya. Kontan sikapnya itu membuat Chanyeol panik.“Ya, kau mau ke mana?!” tanya Chanyeol kesal. Matanya masih mengawasi sekelilingnya.“Sebentar, hyung. Aku sedang membereskan bukuku,” jawab Sehun dari dalam kamar.Chanyeol trở lại cho umpteenth thời gian khó chịu grunt. Em họ của tôi trẻ hơn mà thực sự làm cho nó hương vị là viết tắt của thành công trên bảng. Ngay sau đó, Sehun cuối cùng đã ra khỏi phòng sau đó đi bộ tiếp cận Chanyeol. Người đàn ông trẻ tuổi dường như để nói chuyện về phía sau với Chanyeol.Chanyeol không thể chạy ra khỏi suy nghĩ. Làm thế nào có thể chị họ của bà có giác quan thứ sáu vì vậy mà có thể nhìn thấy những thứ vô hình với mắt? Các điều kiện đã là một tương phản với cô ấy. Tinh thần hoặc Ghost là một điểm yếu cho Chanyeol. Sống một ngôi nhà với những người như Sehun, Chanyeol cảm thấy những ngày lặng lẽ biến mất."Hyung, tôi có là học lịch trình cho đến trưa. Có lẽ tôi để restoranmu sau khi ăn trưa, "ông Sehun trước khi ra khỏi nhà."Vâng, không có vấn đề," ông Chanyeol. Ông đã được giảm xuống từ phía trên cùng của bảng và chuyển đổi địa điểm tại Phòng ăn để lấy nước uống.Thấy em họ cũ của tôi mất cảnh giác, ý tưởng của Sehun dốt nát lại xuất hiện. Người đàn ông trẻ hét, "không có một bà già trong vì vậy, hyung!"PRAT! Nước mới tham gia vào miệng là sau đó ngay lập tức Chanyeol ra. Đôi mắt của mình mở rộng về phía các đã Sehun đầu tiên ban hành tiếng bước đi của một ngàn trước khi buổi điều trần scorns anh ta. Cụ thể cười người đàn ông trẻ nghe đội hình."OH SEHUN!"...Nhìn ở đầu của một ngôi nhà, hai trung tâm thần quan sát các hoạt động thực hiện bởi những người cư ngụ bên trong."Bạn có chắc tôi nên yêu cầu sự giúp đỡ của người đàn ông?""Thật sự. Ông là dude, Im Yoona. Ông có thể lấy lại cho bạn... "Roh wanita bernama Yoona itu terlihat ragu. “Kau jangan bercanda, Tao. Kau tidak lihat jika pria itu begitu takut dengan roh ataupun hantu. Mana mungkin dia bisa membantuku?”Sementara wujud roh pria yang dipanggil Tao itu tampak mengeluarkan sebuah benda yang bentuknya mirip seperti ponsel. Jari-jemari tangannya bergerak cepat menekan tombol-tombol pada benda tersebut.“Lihatlah. Memang dia orangnya,” ujar Tao.Yoona memperhatikan sebuah foto yang terpampang. “Apa ini?”“Kau lupa? Ini alat yang biasa digunakan malaikat kematian untuk mencari data-data manusia yang harus kami jemput sesuai jadwal kematian mereka,” ucap Tao. “Bukankah aku sudah pernah bilang padamu soal alat ini?”Yoona diam cukup lama. Barulah beberapa saat kemudian, ia mengangguk. “Ah, benar juga. Aku ingat.”“Bacalah data pria itu. Setidaknya kau harus mengenalnya,” lanjut Tao.Yoona mengangguk. Dipandanginya benda yang diberikan Tao kepadanya. Ia terlihat serius membaca data orang yang ditunjukkan Tao.“Sudah selesai?”“Sudah,” balas Yoona. “Tapi, Tao, bagaimana orang ini bisa membantuku jika ingatanku saja dihilangkan untuk sementara waktu. Aku hanya tahu namaku saja. Selebihnya tentang keluarga, jati diriku dan lainnya, aku sama sekali tidak ingat.”Tao terdiam cukup lama menanggapi rentetan pendapat yang keluar dari mulut Yoona. “Aku juga tidak tahu.”“Apa kau tidak bisa membuka ingatanku sedikit saja?” pinta Yoona."Vâng," trả lời đạo nhẹ nhàng. Bàn tay của mình đã được di chuyển chậm về phía mặt Yoona. Tay đạo có vẻ đầy màu xanh ánh sáng.FLASH! Một đám khói đen khói đột nhiên xuất hiện ở giữa hai. Chùm của khói mà dần dần phai mờ, và cho thấy con số khác. Tinh thần những người ăn mặc giống như Tao, nhưng nó có một nhãn hiệu đặc biệt trên phần tay trái của mình."Hoàng tử Tao, bạn biết những gì không nên được thực hiện bởi Angel của cái chết?"Tao gasped khi accosted bởi cao cấp của ông, Kris Wu. Trong khi Yoona, ngay lập tức mở cả hai mắt. Khuôn mặt của cô có vẻ lười biếng. Ông là quen thuộc với sự hiện diện của một Kris luôn luôn xuất hiện ở giữa hai mỗi của họ cố gắng để tìm thấy một cách cho Yoona có thể trở lại cơ thể của mình.IM Yoona, các tai nạn tuyệt vời về anh ta, làm cho anh ta hôn mê trong gần 4 tháng. Được cho là, một vài tuần trước Yoona có thể đã tỉnh dậy từ komanya của họ. Nhưng đối với là một tinh thần, ông đã đi quá xa từ vị trí tubuhny. Ông đi lạc và có thể không trở lại cơ thể ban đầu của nó.Trong khi cố gắng để tìm thấy cơ thể của mình một lần nữa, Yoona đã gặp gỡ với Tao, thiên thần của cái chết vào thời điểm đó đã chọn lên một Grandpa cũ. Tao thấy auras là khác nhau từ Yoona và ngay lập tức biết ngay lập tức nếu Yoona là không được thời gian của mình để chết. Tao nói với anh nếu Yoona nên tìm sự giúp đỡ của một ai đó để tìm nơi ẩn nấp của cơ thể của mình để ông có thể được quyền trở lại trong hình thức con người của mình.Như thiên thần của cái chết, giúp đỡ một tinh thần của con người bị mắc kẹt trong thế giới tinh thần như Yoona, hoàn toàn bị cấm. Họ không được cho phép để giúp tinh thần trong nhiều cách khác nhau, hãy để một mình giúp anh trở lại cơ thể ban đầu của nó."Đây là lý do tôi luôn luôn mengawasimu làm nhiệm vụ, Tao. Bạn vẫn còn mới đã trở thành thiên thần của cái chết. Linh hồn của người đàn ông đồng bào vẫn còn đó là vì vậy bạn rất khó để đặt sang một bên cảm giác tiếc về tinh thần như anh ta, "nói Kris."Bạn đang thực sự không da tay bị chay," ngược Yoona cảm thấy bị xúc phạm.Kris cười một lạnh theo hướng Yoona. "Bạn không biết bất cứ điều gì về thế giới tinh thần, Hoa hậu. Ở đây chúng tôi cũng có quy tắc phải được tôn trọng. Không carelessly can thiệp vào công việc của con người mà đã trở thành tinh thần như chính mình. Bởi vì Tuy nhiên, số phận tất cả xảy ra ở người trên cơ sở của Thiên Chúa.""Tôi xin lỗi, sunbae. Tôi chỉ cho nếu tôi nên khôi phục một ít bộ nhớ của Yoona, "nói Tao. "Phần còn lại, tôi sẽ không can thiệp một lần nữa. Chỉ cần giữ một mắt trên nó. Đâu tôi đã nhận được sự cho phép?""Bạn đã có sự cho phép. Nhưng bạn phải nhớ, khôi phục lại bộ nhớ của mình, nó là như vậy có nghĩa là bạn loại bỏ cơ hội của bạn để cải thiện các tội lỗi của bạn. Những gì bạn quên, tại sao bạn có là thiên thần của cái chết như ngày nay? "hỏi Kris chỉ ra.Tao đã im lặng, cân nhắc các cảnh báo nói Kris cô ấy. Ông một lần nữa nhắc nhở lập luận của mình với những người chơi cao cấp như thế trước khi.+“Dia belum saatnya menghadapi ajalnya, sunbae. Izinkan aku membantunya . . .”Kris menggeram. “Kau tahu itu dilarang, Tao! Sebagai malaikat kematian, kita tak berhak ikut campur urusan manusia. Apalagi manusia yang menjadi roh sementara seperti dia!”“Tapi—”“Jika kau terus bersi keras, kau akan mendapat hukuman yang sangat berat. Kau lupa apa alasanmu menjadi malaikat kematian?”Tao terdiam. Wajahnya tampak menunduk.“Di kehidupanmu sebelumnya, kau mengakhiri hidupmu dengan bunuh diri. Rohmu menjadi tidak tenang dan akhirnya kau merasa tersiksa saat aku datang menjemputmu. Kau diberi kesempatan untuk memperbaiki semua kesalahanmu agar rohmu bisa tenang, yaitu dengan menjadi malaikat kematian, sama sepertiku.”“Tentu aku tidak lupa,” sela Tao.“Lalu apa kau ingin membuat usahamu selama ini sia-sia karena kau lebih memilih membantu roh seperti dia?” tanya Kris dengan nada meninggi.FLASH! Sebuah sinar perlahan muncul dari atas keduanya. Lalu memunculkan sosok wanita paruh baya yang tampak tersenyum ke arah keduanya. Kris dan Tao langsung menghadap dan memberi hormat kepadanya.“Sunbae . . .” ucap Kris dan Tao bersamaan.“Aku sudah mendengar semuanya. Keputusan pun sudah diberikan terhadap nasib roh bernama Im Yoona yang sedang kalian perdebatkan,” ucap salah satu petinggi malaikat kematian, Choi Haneul. Tao dan Kris saling memandang. Keduanya tampak penasaran.“Tao, kau diperbolehkan membantu Yoona untuk kembali ke tubuh manusianya. Carilah orang yang tepat untuk membantunya. Kau bertanggung jawab penuh atas Yoona,” lanjut Choi Haneul.Tao sangat senang mendengar kabar tersebut.“Tapi— bagaimana bisa sunbae? Bukankah ada larangan bagi malaikat kematian untuk membantu roh seperti Yoona?” tanya Kris bingung.Choi Haneul hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Kris. “Itu memang benar. Tapi untuk yang satu ini, ada pengecualian.”Kedua alis Kris bertaut. “Pengecualian?”“Nanti kau akan tahu sendiri, Kris,” lanjut Choi Haneul. “Kau kuberi tugas. Teruslah awasi Tao. Meskipun dia diperbolehkan membantu Yoona, tapi dia juga harus tetap menaati peraturan yang ada. Jangan segan memberinya hukuman berat jika Tao terbukti melanggar peraturan ataupun membantu Yoona melebihi batas wewenangnya. Kau mengerti?”Kris tidak bertanya lagi dan hanya mengangguk. “Ya, aku mengerti.”*“Baiklah, Tao. Karena kau memang sudah mendapat izin, kali ini kumaafkan. Tapi kuperingatkan padamu, jika sekali lagi kau melanggar peraturan, terpaksa kau akan kuseret menghadap para petinggi agar diberi hukuman berat,” ujar Kris mengingatkan. “Aku akan terus mengawasi kalian berdua.”Tao mengangguk, lalu menghela nafas lega. Secepat kilat